Luka serius atau kerusakan otot seringkali menjadi penyebab kecacatan (disabilitas) permanen pada seseorang. Penemuan baru pada rambut halus spesies laut kuno mungkin bisa menjadi harapan baru bagi penyandang cacat dan orang yang mengalami luka serius.
Penelitian baru di Manchester University, Inggris, menemukan bahwa rambut halus spesies laut kuno yang sudah ada sejak 500 tahun lalu, yang dikenal dengan Tunicate atau Urochordata, berpotensi untuk memperbaiki kerusakan otot karena memiliki sifat regenerasi yang luar biasa.
Para peneliti mengklaim bahwa rambut mikroskopis pada makhluk tersebut terbuat dari suatu senyawa yang dapat bertindak sebagai building block (pembangun) untuk bekerja pada jaringan otot manusia.
Penemuan ini berpotensi membuka jalan untuk mengobati pasien dengan luka serius atau cacat permanen.
Ahli biomaterial di Manchester University menemukan bahwa rambut halus seperti kumis pada makhluk-makhluk dasar laut itu terbuat dari senyawa yang disebut selulosa.
Meskipun selulosa biasanya dapat ditemukan di kebanyakan tanaman, tapi rambut dengan ukuran sepermiliar meter ini memiliki kemampuan untuk mendorong sel-sel otot yang rusak 'merajut' kembali bersama-sama.
Dan ahli biomedis Stephen Eichhorn, Julie Gough dan James Dugan telah berhasil mengekstrak kimia 'kumis nano' tersebut. Mereka menemukan bahwa ketika selaras dan sejajar satu sama lain, rambut tersebut dapat menyebabkan sel-sel otot yang rusak cepat sembuh.
"Saya percaya selulosa yang diekstrak dari makhluk ini bisa memperbaiki otot yang ada atau bahkan tumbuh otot dari awal. Walaupun proses kimianya cukup rinci, aplikasinya berpotensi sangat menarik," jelas Dr Stephen Eichhorn, ahli biomedis Manchester University, Inggris, seperti dilansir Dailymail, Jumat (18/3/2011).
Menurut Dr Eichhorn, selulosa sedang banyak dilirik oleh ilmuwan di seluruh dunia sebagai bahan medis baru, karena sifatnya yang unik dan merupakan sumber daya alam yang dapat terbarukan.
"Tapi ini adalah pertama kalinya yang telah digunakan untuk aplikasi teknik jaringan otot rangka. Ada potensi untuk rekayasa otot presisi, tetapi juga untuk struktur arsitektural selaras lain seperti ligamen dan saraf," lanjut Dr Eichhorn.
Tunicate yang juga dikenal sebagai sea squirt atau binatang laut squirt (sejenis binatang laut yang melekat di dasar laut, yang akan menciutkan tubuhnya untuk menyemburkan air) tumbuh dalam berbagai bentuk dan ukuran, yang dapat ditemukan di dasar laut di seluruh dunia.
Ahli biologi kelautan mengatakan bahwa spesies ini berkaitan erat dengan vertebrata, termasuk ikan dan mamalia laut.
Selain untuk memperbaiki otot yang rusak, penelitian terhadap tunicate sudah cukup banyak dilakukan. Para ilmuwan yakin spesies ini juga mengandung senyawa anti-virus, yang bisa efektif terhadap berbagai macam kanker.
Penelitian baru di Manchester University, Inggris, menemukan bahwa rambut halus spesies laut kuno yang sudah ada sejak 500 tahun lalu, yang dikenal dengan Tunicate atau Urochordata, berpotensi untuk memperbaiki kerusakan otot karena memiliki sifat regenerasi yang luar biasa.
Para peneliti mengklaim bahwa rambut mikroskopis pada makhluk tersebut terbuat dari suatu senyawa yang dapat bertindak sebagai building block (pembangun) untuk bekerja pada jaringan otot manusia.
Penemuan ini berpotensi membuka jalan untuk mengobati pasien dengan luka serius atau cacat permanen.
Ahli biomaterial di Manchester University menemukan bahwa rambut halus seperti kumis pada makhluk-makhluk dasar laut itu terbuat dari senyawa yang disebut selulosa.
Meskipun selulosa biasanya dapat ditemukan di kebanyakan tanaman, tapi rambut dengan ukuran sepermiliar meter ini memiliki kemampuan untuk mendorong sel-sel otot yang rusak 'merajut' kembali bersama-sama.
Dan ahli biomedis Stephen Eichhorn, Julie Gough dan James Dugan telah berhasil mengekstrak kimia 'kumis nano' tersebut. Mereka menemukan bahwa ketika selaras dan sejajar satu sama lain, rambut tersebut dapat menyebabkan sel-sel otot yang rusak cepat sembuh.
"Saya percaya selulosa yang diekstrak dari makhluk ini bisa memperbaiki otot yang ada atau bahkan tumbuh otot dari awal. Walaupun proses kimianya cukup rinci, aplikasinya berpotensi sangat menarik," jelas Dr Stephen Eichhorn, ahli biomedis Manchester University, Inggris, seperti dilansir Dailymail, Jumat (18/3/2011).
Menurut Dr Eichhorn, selulosa sedang banyak dilirik oleh ilmuwan di seluruh dunia sebagai bahan medis baru, karena sifatnya yang unik dan merupakan sumber daya alam yang dapat terbarukan.
"Tapi ini adalah pertama kalinya yang telah digunakan untuk aplikasi teknik jaringan otot rangka. Ada potensi untuk rekayasa otot presisi, tetapi juga untuk struktur arsitektural selaras lain seperti ligamen dan saraf," lanjut Dr Eichhorn.
Tunicate yang juga dikenal sebagai sea squirt atau binatang laut squirt (sejenis binatang laut yang melekat di dasar laut, yang akan menciutkan tubuhnya untuk menyemburkan air) tumbuh dalam berbagai bentuk dan ukuran, yang dapat ditemukan di dasar laut di seluruh dunia.
Ahli biologi kelautan mengatakan bahwa spesies ini berkaitan erat dengan vertebrata, termasuk ikan dan mamalia laut.
Selain untuk memperbaiki otot yang rusak, penelitian terhadap tunicate sudah cukup banyak dilakukan. Para ilmuwan yakin spesies ini juga mengandung senyawa anti-virus, yang bisa efektif terhadap berbagai macam kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar